ads

Cara Cepat Hamil

Sudah lama menikah belum punya momongan? Baru menikah ingin segera hamil? Anda bingung mencari PANDUAN CARA CEPAT HAMIL TERLENGKAP, ALAMI, MURAH dan TOKCER? Anda tersesat dijalan yang benar. Penjelasan lebih rincinya > KLIK DISINI

Pengamat Australia: Pengganti SBY Adalah Jokowi atau Prabowo


Koran Gratis - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 semakin dekat. Sejumlah lembaga survei nasional muncul bak jamur, memprediksi siapa pemimpin masa depan yang terpilih. Prediksi juga muncul dari luar negeri.



Pengamat politik Australia Dirk Tomsa memprediksi, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad Prabowo Subianto yang kemungkinan besar menjadi presiden. Keduanya memiliki peluang terbesar menjadi Presiden RI berikutnya menggantikan SBY.



"Jokowi memiliki karakter sebagai orang yang langsung terjun ke lapangan, dekat dengan rakyat, sementara Prabowo disukai karena dianggap tegas, dan nasionalis," kata Tomsa dalam seminar mengenai pemilu Indonesia dan India, yang diselenggarakan oleh Universitas La Trobe Asia di Melbourne, seperti dikutip dari Radio Australia, Kamis (6/3/2014).



Pemilu di Indonesia akan berlangsung 9 April 2014 untuk pemilihan anggota legisltaif dan 9 Juli 2014 untuk pemilihan presiden. Sementara Pemilu India juga digelar 9 April namun dengan mekanisme yang yang akan berakhir pada 16 Mei 2014.

Tomsa yang juga dosen Universitas La Trobe menjelaskan, baik Jokowi dan Prabowo memiliki 2 karakter yang membedakannya dari Presiden SBY, yang menjadi daya tarik bagi rakyat Indonesia untuk memilih salah satu di antara mereka menjadi presiden 2014-2019.



Tomsa menyebut 2 tokoh itu sebagai calon paling potensial untuk menjadi presiden walau ada banyak calon lain yang sudah menyatakan ambisinya menjadi presiden. Tomsa juga menyebut nama mantan presiden Megawati Soekarnoputri, namun besar kemungkinan perannya lebih sebagai king maker (penentu kebijakan di belakang layar).



Menurut perkiraan Tomsa, dengan PDIP yang belum mengumumkan siapa capres yang akan diusung, ada berbagai kemungkinan menyangkut pencalonan Jokowi. "Pertama Jokowi menjadi capres dengan cawapres yang dipilih oleh PDIP. Kedua Jokowi memilih sendiri cawapresnya," kata Tomsa.



Kemungkinan ketiga, menurut Tomsa, adalah Megawati menjadi capres dengan Jokowi sebagai cawapres. Bisa juga bila Jokowi tidak dipilih oleh PDIP, maka Prabowo akan menggandeng Jokowi sebagai cawapres.

"Dan kemungkinan kelima adalah Jokowi sama sekali tidak dicalonkan," ujar Tomsa, yang menjadi pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora di La Trobe.



Ketika ditanya mengenai kebijakan luar negeri Indonesia yang akan dijalankan oleh Jokowi bila menjadi presiden, Tomsa menilai Jokowi yang tidak banyak memiliki pengalaman di kancah internasional akan mendelegasikan pejabat lain yang lebih kompeten.



"Rasanya tidak akan berbeda dengan kebijakan yang dijalankan pemerintah sekarang ini," tandas Tomsa.

Lagi Hangat