Koran Gratis - Sebanyak 12 kapal perang milik TNI Angkatan Laut (AL) Indonesia bersandar di pangkalan AL Watusampu, Palu, Sulawesi Tengah sejak Senin (9/12/2013) kemarin. Kehadiran 12 kapal perang ini untuk memeriahkan Hari Nusantara 2013 yang memang dipusatkan di Kota Palu.
12 kapal perang berdasarkan data yang dilansir Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Selasa (10/12/2013), adalah KRI Abdul Halim Perdanakusuma (AHP)-355, KRI Sultan Hasanuddin (SHN)-366, KRI Surabaya (SBY)-591, KRI Rencong (RCG) -622, KRI Keris (KRS) -624, KRI Ajak (AJK) -653, KRI Hiu -804, KRI Kakap -811, KRI Pandrong (PDG)-801, KRI Kerapu (KRP)-812, KRI Birang (BRG)-813 dan KRI Suluh Pari (SLP)-809.
Seluruh kapal perang, telah siap untuk beroperasi.
"Kapal perang ini selain melakukan pengamanan di perairan, juga akan beratraksi dengan cara bermanuver melakukan serangan di perairan Teluk Palu tanggal 15 Desember 2013 mendatang," ujar Perwira Penerangan Hari Nusantara, Kapten Mar Mardiono.
Tahun 2013 ini, Hari Nusantara mengambil tema, "Setinggi Langit Serta Sedalam Samudera Potensi Pariwisata dan Kreativitas Nusantara yang Tak Terhingga." Tema tersebut mengandung pengertian bahwa Indonesia adalah negara kaya akan sumber daya kelautan.
"Hari Nusantara juga harus terus mengampanyekan wawasan bahwa laut juga sebagai pemersatu, perekat bangsa," ujar Mar Mardiono.
Puncak Hari Nusantara 2013 dihelat pada 14 Desember 2013. Acara yang tampil antara lain atraksi sailing pass oleh 12 kapal perang, terjun payung, atraksi Tadulako International Dragonboat Race, serta pemecahan rekor MURI menarik bendera merah putih seluas 3.012 meter persegi dari dasar laut menuju ke permukaan.
Tak hanya itu, di hari yang sama juga dibarengi dengan peresmian rumah pintar oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pencanangan desa wisata di Tanjung Karang, gerakan bersih pantai dan laut. Ada pula pencanangan aksi rehabilitasi terumbu karang buatan sebagai bentuk peningkatan kehidupan nelayan di Desa Tanjung Karang Kabupaten Donggala.
Peringatan Hari Nusantara 2013 berawal dari Deklarasi Djuanda yang dicetuskan 13 Desember 1957 silam oleh Perdana Menteri Indonesia kala itu, Djuanda Kartawidjaja.
Deklarasi itu menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan NKRI. Tahun 1999, Presiden RI Abdurrahman Wahid mencanangkan tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara.
Pencanangan itu pun dipertegas Presiden selanjutnya, Megawati Soekarnoputri dengan menerbitkan Keputusan Presiden RI Nomor 126 Tahun 2001 tentang Hari Nusantara, sehingga tanggal 13 Desember dinyatakan resmi menjadi Hari Nusantara.